Headlines News :
Home » » Karya-karya Monumental Para Ilmuwan Muslim dalam Bidang Sains

Karya-karya Monumental Para Ilmuwan Muslim dalam Bidang Sains

Written By Admin on Selasa, 11 September 2012 | 00.36




Tak dapat dipungkiri para ilmuwan Muslim dahulu telah banyak menyumbangkan pemikiran dan karyanya lewat penemuan-penemuannya dan mereka tuangkan di atas kertas. Dan hingga kini karya mereka terus digunakan bahkan diadopsi oleh Barat dan semua penjuru dunia.


Namun sayang, masyarakat lebih familiar dengan para Ilmuwan Barat dibandingkan para Ilmuwan Muslim. Maka sudah saatnya masyarakat dikenalkan pada mereka yang sesungguhnya telah merubah peradaban dunia lewat karyanya.

Ibnu Khaldun misalnya, ia begitu mencintai ilmu dan pengetahuan, bahkan melahirkan pemikiran cemerlang dan karya-karya yang sangat dibutuhkan pada zaman ini. Sejak belia, ia telah mampu menghafal Al-Qur'an 30 juz, hal ini merupakan salah satu modal dalam memahami ilmu-ilmu yang di kembangkan dari Al-Qur'an.
Salah satu karyanya yang sangat monumental yaitu Muqaddimah. Buku yang ditulis oleh seorang ilmuwan dan sejarawan agung pada abad ke-14 M ini tercatat memberikan pengaruh luar biasa. Tidak hanya mewarnai pemikiran dunia Islam,namun juga peradaban Barat.

Pemikir dari Tunisia, Afrika Utara ini dalam bukunya yang sangat popular itu membedah dan mengupas masalah teologi Islam. Selain itu, ia pun membahas sains atau ilmu pengetahuan alam. Ia mengupas tentang studi biologi dan kimia dalam bab tersendiri.
Sejumlah pemikir sepakat bahwa Muqaddimah adalah karya pertama yang mengkaji filsafat sejarah, ilmu-ilmu sosial, demografi, histografi serta sejarah budaya. Bahkan menurut IM Oweiss, Muqaddimah merupakan salah satu buku perintis ekonomi modern.
Selain itu, Guru besar sosiologi di Universitas of Aberdeen-Scotland, Dr.Bryan S. Turner mengakui bahwa tulisan sosial dan sejarah karya Ibnu Khaldun hanya satu-satunya dari tradisi intelektual yang diterima dan diakui dunia.

Sedangkan Menurut Ahmad Syafii Ma'arif, salah satu tesis Ibnu Khaldun dalam Al-Muqaddimah yang sering dikutip adalah: `'Manusia bukanlah produk nenek moyangnya, tapi adalah produk kebiasaan-kebiasaan sosial.

'' Secara garis besar, Tarif Khalidi dalam bukunya Classical Arab Islam membagi Al-Muqaddimah menjadi tiga bagian utama Pertama, membicarakan histografi mengupas kesalahan-kesalahan para sejarawan Arab-Muslim.

Kedua, Al-Muqaddimah mengupas soal ilmu kultur. Bagi Ibnu Khaldun, ilmu tersebut merupakan dasar bagi pemahaman sejarah. Ketiga, mengupas lembaga-lembaga dan ilmu-ilmu keislaman yang telah berkembang sampai dengan abad ke-14.

Di tangan Ibnu Khaldun, sejarah menjadi sesuatu yang rasional, faktual dan bebas
dari dongeng-dongeng,'' papar Syafii Ma'arif. Bermodalkan pengalamannya yang
malang-melintang di dunia politik pada masanya, Ibnu Khaldun mampu menulis
Almuqaddimah dengan jernih. Dalam kitabnya itu, Ibnu Khaldun juga membahas
peradaban manusia, hukum-hukum kemasyarakatan dan perubahan sosial.

Kitab-kitab karya Ibnu Khaldun lainnya yaitu, kitab al-'ibar wa Diwanul Mubtada' awil Khabar fi Ayyamil 'Arab wal 'Ajam wal Barbar wa Man 'Asharahum min Dzawis Sulthan al-Akbar (tujuh jilid), kitab tentang sosiologi ini, pernah diterjemahkan dan diterbitkan oleh De Slane pada tahun 1863, dengan judul Les Pqolegomenen d'Ibn Khaldoun, namun kitab ini baru berpengaruh di tahun 1890-an, tepatnya setelah 27 tahun sejak diterbitkanya. Bahkan pendapat Ibnu Khaldun sering dikaji dan diadaptasi oleh sosiolog-sosiolog German dan Australia.

Dan karya lain Ibnu Khaldun yang bernilai di antaranya, Atta'riif bi Ibn Khaldun (kitab autobiografi tentang sejarah Ibnu Khaldun); Muqaddimah (pendahuluan atas kitabu al-'ibar dengan corak sosiologis-historis, dan filosofis); Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (kitab tentang permasalahan dan  pendapat-pendapat teologi).

Selain Ibnu Khaldun yang tersohor dengan kitab Muqaddimahnya, Ibnu Sina terkenal dengan penemuannya dalam bidang kedokteran. Ilmuwan yang dikenal sebagai bapak pengobatan modern ini sejak kecil sudah mahir dalam pengobatan. Kejeniusnya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu walaupun masih berusia muda.

Ia mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, seorang Masehi. Belum lagi usianya melebihi enam belas tahun, kemahirannya dalam ilmu kedokteran sudah dikenal orang, bahkan banyak orang yang berdatangan untuk berguru kepadanya. Ia tidak cukup dengan teori - teori kedokteran, tetapi juga melakukan praktek dan mengobati orang - orang sakit.

Ia tidak pernah bosan atau gelisah dalam membaca buku - buku filsafat dan setiap kali menghadapi kesulitan, maka ia memohon kepada Tuhan untuk diberinya petunjuk, dan ternyata permohonannya itu tidak pernah dikecewakan. Sering - sering ia tertidur karena kepayahan membaca, maka didalam tidurnya itu dilihatnya pemecahan terhadap kesulitan - kesulitan yang dihadapinya.

Sewaktu berumur 17 tahun ia telah dikenal sebagai dokter dan atas panggilan Istana pernah mengobati pangeran Nuh Ibn Mansur sehingga pulih kembali kesehatannya. Sejak itu, Ibnu Sina mendapat sambutan baik sekali, dan dapat pula mengunjungi perpustakaan yang penuh dengan buku - buku yang sukar didapat, kemudian dibacanya dengan segala keasyikan.

Dalam bidang materia medeica, Ibnu Sina telah banyak menemukan bahan nabati baru Zanthoxyllum budrunga - dimana tumbuh - tumbuhan banyak membantu terhadap beberapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak (miningitis).

Ibnu Sina pula sebagai orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia, dimana enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya.

Dia jugalah yang mula - mula mempraktekkan pembedahan penyakit - penyakit bengkak yang ganas, dan menjahitnya. Dan dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara - cara modern yang kini disebut psikoterapi.

Sekalipun ia hidup dalam waktu penuh kegoncangan dan sering sibuk dengan soal negara, ia menulis sekitar dua ratus lima puluh karya. Diantaranya karya yang paling masyhur adalah “Qanun” yang merupakan ikhtisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini di Timur. Buku ini dterjemahkan ke baasa Latin dan diajarkan berabad lamanya di Universita Barat. Karya keduanya adalah ensiklopedinya yang monumental “Kitab As-Syifa”. Karya ini merupakan titik puncak filsafat paripatetik dalam Islam.

Dalam dunia Islam kitab - kitab Ibnu Sina terkenal, bukan saja karena kepadatan ilmunya, akan tetapi karena bahasanya yang baik dan caranya menulis sangat terang. Selain menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam bahasa Persia. Buku - bukunya dalam bahasa Persia, telah diterbitkan di Teheran dalam tahun 1954.

Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.

Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab ini pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa

Sementara itu, ilmuwan muslim yang memberikan sumbangan di bidang Fiska yaitu, Ibnu Al-Haitham.
Ia adalah salah seorang tokoh cendikiawan sains yang terkenal dan termasyhur dengan ketinggian ilmunya di tanah Arab dan di benua Eropa pada zamannya.

Keintelektualan Ibnu Haitham terbukti ketika beliau masih menjadi seorang pelajar dengan kecenderungan beliau terhadap berbagai bidang ilmu. Beliau tidak jemu menimba ilmu pengetahuan, baik agama maupun umum seperti ilmu matematika, fisika, astronomi, kedokteran, falsafah, mantik dan lain-lain lagi.

Ini lah beberapa contoh sumbangan Ilmuwan yang lahir di kota Iraq ini, penemuannya yang terkenal ialah hukum pembiasan. Yaitu  hukum fisika yang menyatakan bahawa sudut pembiasan dalam pancaran cahaya sama dengan sudut masuk.
 Menurut pengamatan Ibnu Al-Haitham, beliau berpendapat bahwa cahaya merah di kaki langit di waktu pagi (fajar) bermula ketika matahari berada di 19 derajat di bawah kaki langit. Sementara cahaya warna merah di kaki langit di waktu senja (syuruk) akan hilang apabila matahari berada 19 derajat di bawah kaki langit selepas jatuhnya matahari.
Selanjutnya, ia juga yang melahirkan cermin kanta cekung dan kanta cembung. Dalam penelitiannya ia menggunakan mesin lathe (larik) untuk membuat kedua cermin itu. Ia mengkaji Aberasi Sfera dan memehami bahwa dalam cermin parabola semua cahaya dapat tertumpu pada satu titik.

Ibnu Al-Haitham juga yang menemukan teori biasan cahaya. Ia menggunakan segi empat halatuju pada permukaan biasan beberapa abad sebelum Isaac Newton memperkenalkannya di dunia Barat. 

Dalam karya astronominya, ia melukis gerakan planet-planet, tidak hanya dalam terma eksentrik dan episiklus tetapi juga dalam satu model fisika. Ia melanjutkan pendapat ilmuwan Yunani tentang proses pengubahan langit abstrak menjadi benda-benda padat.

Dan masih banyak lagi penemuan-penemuan Ibnu Al-Haitham serta para ilmuwan Muslim lainnya. Mereka para pencari ilmu yang tak kenal lelah dan haus akan ilmu. Karya-karya mereka memberikan sumbangan dan pencerahan bagi dunia saintis.

Namun sayang nama-nama ilmuwan Muslim ini masih sangat asing, bahkan tidak banyak dikenal. Padahal mereka merupakan ilmuwan-ilmuwan besar Islam yang andilnya tidak kecil terhadap kemajuan ilmu sains dan matematika dunia. Ryan Febrianti
Share this article :

1 komentar:

'Quote'

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah"
- Pramoedya Ananta Toer-

" Pensil yang tumpul lebih baik dari ingatan yang tajam"
- Kaelany HD -

" Wa Laa Tamutunna Illa wa antum Kaatibuun "
- Prof.Ali Yaqub -




 
Support : Ekonomi Islam | Yans Doank | Murabahah Center
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ryan's Blog - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Yans Doank