Keith Maurice Ellison
Keith dilahirkan dari
keluarga Katholik di Detroit dan dibesarkan serta
dididik di sekolah Katholik. Namun bagi Keith, ia
tidak pernah merasakan kenyamanan dengan agama yang ia yakini ini. "Aku
hanya merasa itu ritual dan dogma,Jadi saya pun kehilangan ketertarikan dan
berhenti berkunjung ke Misa (kegiataan keagamaan) kecuali bila diminta."
AkunyaKetika menempuh pendidikan di Wayne State University, Detroit, Ellison- sapaan akrabnya- mengaku mulai mencari hal yang berbeda. ia tertarik mendengar kisah seseorang yang berpindah agama. "Saat itu saya benar-benar ingin melihat dan mendengar bagaimana sesungguhnya kisah seseorang yang mengalami perubahan keyakinan. Karena saya tidak," ujar pria kelahiran 4 Agustus 1963 ini.
Sewaktu kuliahnya, ia terdorong dengan
perkumpulan multinasional di kampusnya. Keith begitu terilhami oleh buku
"The Autobiography of Malcom X", salah satu tokoh Muslim Kulit Hitam
dari Amerika Serikat.
Ditambah pertemanan dengan sesama
mahasiswa di sana yang telah mempraktikkan agama Islam, akhirnya memantapkan
dia untuk pindah keyakinan menjadi Muslim. Pada tahun 1983 tepat di usianya ke
19 Keith Maurice Ellison resmi menjadi seorang Muslim.” Sejak saat itu hingga kini Islam selalu cocok untuk
saya." Ungkapnya.
Pertama kali
muncul sebagai kandidat untuk jabatan publik pada tahun 1998, sewaktu
mencalonkan diri untuk mendapat nominasi dari DFL agar jadi anggota dewan
legislatif Negara Bagian Minnesota. Dia mendaftar sebagai Keith Ellison
Muhammad. Jabatan publik baru benar-benar dipegangnya ketika pada tahun 2002
dia terpilih sebagai anggota legislatif Minnesota sesi ke-83, sebagai wakil
untuk distrik 58B. Dua tahun berikutnya (2004), dia terpilih lagi sebagai anggota
legislatif Minnesota ke-84 dengan memenangkan 84% suara.
Dia terpilih menjadi anggota Kongres AS ketika berumur 43 tahun, berprofesi
sebagai pengacara. Ketika mengambil sumpah pertama kali pada 2007 silam ia
memegang Al Quran milik Thomas Jefferson. Banyak orang terkejut setelah tahu ia
adalah Muslim pertama yang berhasil duduk di Kongres AS."Saat pertama berada di Kongres, sesungguhnya saya sendiri pun terkejut karena banyak orang terpana bahwa saya adalah Muslim pertama di sana," ujar Ellison, anggota Demokrat yang telah bertugas dalam tiga putaran di Parlemen AS, seperti dikutip CNN.
menjabat menjadi anggota Kongres AS ia berhasil mematahkan serangan personal terhadap dirinya, menjelaskan posisi terhadap berbagai organisasi Islam, bahkan yang paling dicurigai sekalipun, memberi tahu siapa yang mendanai kampanyenya, menyerukan penarikan mundur pasukan AS dari Irak, mencari dukungan dengan platform populis (membela kepentingan masyarakat umum). Dia juga mengkritik pemerintahan Bush dalam "perang melawan teror".
"Saya pikir keamanan kita di dunia ini dan perjuangan kita melawan terorisme harus dimulai dengan gagasan bahwa Amerika adalah negara demokratis yang membela kepentingan HAM di antara proses semua itu. Anda harus mengijinkan orang untuk menghadapi hambatan mereka", kata Ellison.
Menghadapi banyak rintangan dalam
karir politik karena seorang Muslim, tak membuat Ellison berpikir mengubah
kembali keyakinannya. "Keyakinan saya dan identitas saya adalah Muslim.
Saya tak pernah melihatnya sebagai sesuatu yang memberatkan, begitu pula dalam
pekerjaan," ujarnya.
"Itu sekedar aspek dalam kehidupan saya. Waktu di mana kita hidup dan kita harus merespon kenyataan dunia di mana kita berada di dalamnya," ujar Ellison berfilsafat.
Bukan hanya kendala, tetapi juga pengakuan. Ellison merasa bahwa keyakinanny telah mengubahnya menjadi figur nasional terutama bagi Muslim AS. "Di luar keinginan, saya menjadi seperti figur simbolis," ujarnya.
"Itu sekedar aspek dalam kehidupan saya. Waktu di mana kita hidup dan kita harus merespon kenyataan dunia di mana kita berada di dalamnya," ujar Ellison berfilsafat.
Bukan hanya kendala, tetapi juga pengakuan. Ellison merasa bahwa keyakinanny telah mengubahnya menjadi figur nasional terutama bagi Muslim AS. "Di luar keinginan, saya menjadi seperti figur simbolis," ujarnya.
Meski sejauh ini ia sukes mengamankan karir politiknya, anggota Demokrat itu mengakui lawan politiknya kerap menggunakan keyakinannya sebagai isu kampanye pemilihan Kongres. Mereka berkata 'Pilihlah saya karena Ellison adalah Muslim dan saya bukan,' saya akan ingatkan, "sembilan dari sepuluh pemilih akan melihat bahwa cara itu sebagai kebodohan. " ujarnya.
Namun, kampanye macam itu sama sekali tak menyakitinya. "Justru saya merasa kasihan dengan orang-orang yang menggunakan cara tadi," tambahnya.
Ellison dalam misinya selalu menekankan untuk menggunakan keimanan sebagai penghubung lintas keyakinan dalam komunitas di AS. "Iman seharusnya menjadi jembatan setiap manusia untuk saling berhubungan, bukan pembentuk dinding," ujarnya.
Pada tahun 2008, Ellison menunaikan ibadah haji dan berangkat dari washington DC. Ia bersama dengan ribuan jemaah haji asal AS lainnya bergabung dengan 3 juta jemaah haji lainnya. Menurut Ellison, berhaji merupakan pengalaman transformative. “ Satu kebahagiaan yang tak terhingga ketika berkumpul dengan jutaan umat yang satu iman dengan berbeda ras dan warna kulit,” tuturnya. Ryan Febrianti ( berbagai sumber )
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !