Headlines News :
Home » , » BMT Beringharjo Dorong TKI Hongkong Berinvestasi

BMT Beringharjo Dorong TKI Hongkong Berinvestasi

Written By Admin on Senin, 19 Maret 2012 | 01.42


Lapangan kerja yang tidak memadai di Indonesia meningkatkan angka pengangguran. Tidak sedikit lulusan sarjana susah mencari pekerjaan karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Sedangkan kebutuhan harian seperti sandang dan pangan harus dipenuhi setiap orang. Dengan begitu, banyak orang memilih untuk bekerja di Negeri lain menjadi TKW demi mendapatkan sesuap nasi. Apapun akan dilakukan meski menjadi pembantu rumah tangga.


Namun fenomena yang terjadi saat ini, hasil kerja keras Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Saat harus kembali ke tanah air tidak memiliki simpanan uang. Sehingga ketika kondisi keuangan habis, mereka kembali menjadi pahlawan devisa.

Kendal Unggul Priambobo, Ketua Forum Peduli TKI (FPT) mengatakan, jika para TKW bisa mengelola keuangan dengan baik, hasil keringatnya selama di luar negeri bisa digunakan untuk modal usaha setelah kembali ke daerahnya. Sehingga mereka tidak perlu bertahun-tahun bekerja di negeri orang.

Namun fakta di lapangan banyak masyarakat yang belum sadar akan perencanaan keuangan untuk dirinya sendiri. Pasalnya masyarakat Indonesia kebanyakan bermental karyawan. Setelah bekerja, mendapat uang, lalu dibelanjakan dan menunggu gaji bulan selanjutnya. Begitu pun dengan keadaan TKW Indonesia.

Melihat fenomena seperti ini, Dra. Mursida Rambe, Direktur Baitul Maal wa Tamwil (BMT ) Beringharjo terpanggil hatinya untuk membantu kaum perempuan yang rela meninggalkan suami dan anak untuk mencari sesuap nasi di Hongkong dalam mengelola keuangan.

“ Kalaupun saat ini mereka berjuang keras untuk menghidupi ekonomi keluarga mereka. Seharusnya mereka berpikir untuk tidak menetap di sana, tetapi harus kembali ke Indonesia,” ungkap Rambe.

Perempuan kelahiran Medan ini, memberikan pelatihan manajemen keuangan kepada 130 ribu TKI di Hongkong dan bermitra dengan mereka. Sudah empat kali ia bolak-balik Yogyakarta-Hongkong sejak tahun 2006. Dengan harapan setelah para TKW habis kontrak, mereka kembali ke tanah air dan membuka usaha di daerahnya.

Rambe memilih TKW Hongkong sebagai sasaran utamanya karena menurutnya  hukum di Negara maju ini ditegakkan dengan baik dan memiliki peraturan perlindungan ketenagakerjaan cukup baik.  “ di Hongkong banyak majikan dipenjara karena tidak memenuhi kewajibannya kepada tenaga kerja,” akunya.

“ mereka memberikan kebebasan para TKI untuk berorganisasi, mereka juga diberikan hari libur sehari dalam seminggu. Dan gaji para TKW Hongkong relatif besar, sekitar 4 juta per bulan,” tambahnya.

Ada 300 TKI Hongkong menjadi investor di BMT Beringharjo. Para TKI ini ada yang telah kembali ke Tanah Air, ada pula yang masih berada di Hongkong. “ sebagian besar mereka berada di Hongkong menjadi pembantu rumah tangga. Meski berangkat menjadi pembantu, kami berharap mereka pulang menjadi investor,” kata Rambe.

Para TKW Hongkong ini menjadi  anggota luar biasa di BMT Beringharjo dengan tiga kriteria, sebagai penyimpan dana ,pendeposit, dan penyerta modal. “ Mayoritas sebagai penyimpan modal,” tutur Alumni Universitas Muhammadiyah ini.

Dana yang dapat dikumpulkan dari para TKI Hongkong sebesar 1,3 Milyar rupiah. Mereka menabung Rp 1 sampai 30 juta per orang. Setelah lima tahun dana dapat diambil dan mendapatkan keuntungan dari sistem bagi hasil. Kecuali tabungan simpanan, dapat diambil tergantung jatuh tempo masing-masing.

Para TKI   tidak hanya berinvestasi saja, setelah pulang ke Indonesia mereka mendapatkan pembinaan bagaimana mengelola keuangan dan berbisnis. “ melalui wadah bentukan BMT dan DSM bernama KAMI ( KeluargA Migran Indonesia). kami menjadi pusat informasi dan pembinaan bagi TKI Hongkong yang telah kembali ke Indonesia untuk membuka bisnis,” ucapnya.

Dari program ini, ada beberapa TKI  yang sukses  berwirausaha di rumahnya. Contohnya di Sragen membuka usaha krispi jamur, di Madiun membuka toko baju sekaligus membuka privat menjahit.

Harapan Rambe  kepada pemerintah harus bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Dan untuk  para TKI harus bisa mengelola  uangnya agar tidak terjebak dalam lingkaran yang terus menerus menjadi TKI. “ jangan sampai puluhan tahun menjadi TKI,” tegasnya. Ryan Febrianti
Share this article :

1 komentar:

  1. Ass. Perkenankan saya untuk memohon maaf sebesar - besarnya jika apa yang saya ceritakan nantinya akan membuat anda tersinggung, sebelumnya perkenalkan nama saya Herlina Parawati, saya berasal dari Deli Serdang, saya seorang istri dari ibu 4 orang anak. Awalnya kehidupan keluarga saya sangatlah bahagia. Walaupun penghasilan suami saya hanya mampu mencukupi kebutuhan sehari - hari keluarga kami, saya sangatlah bersyukur dan tak lama kemudian alhamdulillah suami saya diberikan kenaikan jabatan oleh atasannya, kehidupan kami mulai menanjak naik dan kami berpikir untuk membuka usaha. Singkat cerita sekali lagi saya sangat bersyukur sebab usaha ayam bakar yang kami buat sangat laris sehingga mendatangkan keuntungan besar bagi kami sekeluarga. Untuk memperbesar usaha kami, saya dan suami akhirnya memberanikan diri untuk meminjam uang di bank,setelah itu saya mendirikan cabang warung ayam bakar saya di berbagai daerah di Indonesia. Dengan jumlah karyawan kurang lebih 150 orang. Semula perkembangan usaha kami cukup baik, namun setelah setahun kemudian usaha kami mulai meredup dan cabang cabang warung ayam bakar kami mulai tutup satu per satu. Akhirnya usaha kami bangkrut dan menyisakan utang bank yang sangat besar bagi kami sekeluarga. Habis Jatuh Tertimpa Tangga pula suami saya dipecat dan dipenjarakan akibat dituduh menggelapkan uang perusahaan. Akhirnya semua hutang bank dan biaya hidup saya tanggung sendiri membesarkan empat orang anak tanpa suami saya merupakan cobaan yang sangat berat bagi kehidupan saya. saya stres dan hampir memutuskan kejalan yag salah dengan mengakhiri hidup saya sendiri, dalam keterpurukan hidup saya, secara tidak sengaja saya membuka salah satu blog kesaksian dan membaca kolom komentar seseorang yg punya nasib yang sama dengan saya. Dalam komentarnya dia mengarahkan saya untuk menghubungi seorang guru yakni Kyai H. Achmad Mubarak yang membantunya keluar dari masalahnya. Saya mencoba menghubungi pak kyai dan alhamdulillah beliau bersedia membantu saya. Masyaallah berkat bantuan beliau akhirnya semua utang saya lunas dan saya mampu mendirikan usaha kembali , walhasil sekarang saya sudah memiliki aset dimana mana dan memiliki perusahaan yang mengeskpor hasil laut keluar negeri, Semua ini terjadi berkat Allah SWT lewat uluran tangan pak Kyai H. Achmad Mubarak yang begitu tulus dan baik dalam mengarahkan saya keluar dari masalah utang saya. Sebagai wujud Ungkapan rasa syukur dan terima kasih saya, saya akan memberikan nomor beliau kepada anda yang membaca cerita saya ini, jika saudara saudari memiliki masalah seperti saya silahkan hubungi beliau di nomor 0821 2545 0758. Semoga bermanfaat dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin yaa rabbal alamin. Allahu Akbar.

    BalasHapus

'Quote'

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah"
- Pramoedya Ananta Toer-

" Pensil yang tumpul lebih baik dari ingatan yang tajam"
- Kaelany HD -

" Wa Laa Tamutunna Illa wa antum Kaatibuun "
- Prof.Ali Yaqub -




 
Support : Ekonomi Islam | Yans Doank | Murabahah Center
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ryan's Blog - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Yans Doank