Headlines News :
Home » , , » Wakaf Membangun Pasar Terbuka

Wakaf Membangun Pasar Terbuka

Written By Admin on Rabu, 20 Juni 2012 | 04.19





“ Pasar tidak boleh dimiliki secara pribadi dan harus terbuka untuk umum. Namun tidak dengan keadaan masa kini. Untuk itu, Baitul Mal Nusantara mengumpulkan dana wakaf guna membangun pasar ala Nabi.”



Melirik pasar-pasar yang ada saat ini, semua pedagang terbebani dengan biaya sewa tempat. Padahal, keuntungan yang didapat belum tentu dapat mencukupi kehidupan harian mereka. Contohnya saja bapak Deny, pedagang pakaian di salah satu pasar di daerah Bekasi, mengeluh karena mahalnya beban sewa yang harus ia tanggung.



Dua puluh juta tentu bukan uang yang sedikit untuk membayar beban sewa selama satu tahun. Padahal, imbuhnya, pasar itu milik umum yang didirikan pemerintah untuk para pedagang, tapi kenapa para pedagang justru bekerja keras hanya untuk membayar sewa. “ Belum lagi bayaran-bayaran ilegal lainnya,” ucap Deny.

Sewa yang menguras dana akan berdampak pada harga barang yang di jual. Seharusnya harga murah bisa jadi berlipat-lipat ganda karena terbebani uang sewa. Tidak heran jika kita membeli barang yang sama dengan harga yang berbeda antara pasar dengan Mall. Begini lah keadaan perdagangan di negeri ini.

Menurut Zaim Saidi, pendiri Wakala Induk Nusantara (WIN), pasar-pasar yang ada hari ini bukan lah pasar. Di dalamnya perdagangan berlangsung tidak semestinya. “ Sekarang, tidak ada pasar tidak ada perdagangan dan tidak ada pedagang, yang ada saat ini distribusi monopolistik,” ungkapnya.

Bahkan banyak individu-individu tertentu membangun pasar hanya untuk kepentingan pribadi. Seperti mendirikan mini market sampai hyper market yang semakin hari semakin merajalela sampai ke kampung-kampung. Sementara warung-warung kecil semakin jarang dilirik masyarakat. Perlahan-lahan pun berkurang digantikan market-market tersebut.

Mengutip perkataan Rasulullah Saw, ‘ Sunnahku di pasar sama dengan sunnahku di Masjid’ keduanya merupakan institusi publik, sarana umum yang tidak boleh dimiliki secara pribadi. Dan harus terbuka untuk setiap orang.

Jika selama ini kebanyakan orang memberikan wakaf untuk pembangunan Masjid. Kali ini Baitul Mal Nusantara mengumpulkan dana wakaf guna mendirikan Suq Muamalah, pasar terbuka di daerah Sawangan, Depok , Jawa Barat.

Konsep pasar yang akan dibangun itu, kata Zaim, mengikuti konsep pasar menurut Nabi Saw, yaitu, tidak boleh dimiliki secara pribadi, tidak boleh disekat-sekat secara permanen, tidak boleh ditarik sewa harus terbuka untuk umum, tidak boleh dipajaki dan tidak boleh ada riba. “Begitupun saya mendirikan pasar ini karena ingin menegakkan sunnah Nabi Saw,” aku Zaim kepada wartawan Majalah Gontor.

Para pedagang tidak akan dipungut biaya, pasar ini terbuka untuk umum dan gratis. “ Pagi datang berjualan, sore pergi kembali ke rumah,”ujar Zaim. Layaknya orang yang shalat di Masjid, datang untuk shalat, selesai shalat pergi. 

Untuk tahap pertama, Suq Muamalah dirancang di atas tanah yang telah tersedia sekitar 3000 meter persegi. Desain pasar pun sudah dibuat oleh Ari Rendra, seorang arsitek muda. Dalam denah, pembagian ruang menjadi empat bagian utama, yaitu lahan parkir di bagian terdepan, kios-kios dengan gerbang menuju Masjid yang ada dibelakangnya serta sisanya untuk lahan pasar terbuka.” Lahan ini dapat ditempati sekitar 150-200 pedagang,” tukasnya.

Zaim selalu gigih mengumpulkan dana wakaf dari masyarakat, tekadnya dalam waktu 12 bulan Suq Muamalah akan berdiri tegak di Sawangan. dana yang dibutuhkan sekitar 1,75 milyar rupiah. Hingga kini dana yang terkumpul telah dibayarkan kepada pemilik tanah sekitar 50 persen. Sementara sisanya masih dalam proses pengumpulan. “Alhamdulillah selalu bertambah,” tutur Zaim.

Ia menghimbau masyarakat yang ingin menanam amal jariyah, turut berpartisipasi dan mendukung niat mulia ini.  Hingga dapat mewujudkan Suq Muamalah tepat pada waktu yang telah direncanakan. Harapannya, berdirinya Suq Muamalah dapat mengembalikan muamalat yang sudah hilang. “ Dengan kembalinya Suq Muamalah ini, insya Allah semuanya akan ikut kembali,” ungkapnya dengan sangat yakin. Ryan Febrianti
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

'Quote'

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah"
- Pramoedya Ananta Toer-

" Pensil yang tumpul lebih baik dari ingatan yang tajam"
- Kaelany HD -

" Wa Laa Tamutunna Illa wa antum Kaatibuun "
- Prof.Ali Yaqub -




 
Support : Ekonomi Islam | Yans Doank | Murabahah Center
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ryan's Blog - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Yans Doank