Headlines News :
Home » , » Tabungan Dinar sebagai Solusi Investasi

Tabungan Dinar sebagai Solusi Investasi

Written By Admin on Rabu, 24 Oktober 2012 | 07.42






Saat ini, masyarakat mulai sadar untuk menabung dinar, karena memang nilai emas selalu stabil dan harganya cenderung naik dari tahun ke tahun, bahkan anti inflasi.

Para pegiat dinar dan dirham tak henti-hentinya menggaungkan untuk kembali menggunakan mata uang di zaman Rasulullah SAW ini. Bagi mereka, dinar bukan sekadar investasi, namun sebagai alat tukar untuk keperluan sehari-hari sebagai pengganti uang kertas.
Misalnya, Zaim Saidi yang mendirikan Wakala Induk Nusantara (WIN) di daerah Tanah Baru, Depok. Mereka menggunakan dinar dan dirham untuk membeli sembako dan transaksi-transaksi lainnya. Bahkan, pembagian zakat juga menggunakan dinar dan dirham.
Saat ini, dinar dan dirham pun dilirik sebagai tabungan investasi masa depan sebagai pengganti uang kertas yang ternyata mengandung unsur riba di mana angka nominalnya tidak sesuai dengan nilai intrinsik atau nilai fisiknya.
Menanggapi fenomena pasar seperti ini, Adiwarman Karim, Direktur Utama Kariem Business Consulting, mengusulkan bank-bank syariah untuk membuka tabungan dan deposito dinar. “Tabungan dan deposito dolar saja ada, kenapa tidak membuka tabungan dan deposito dinar,” ujarnya seperti dikutip eramuslim.com
Anggota DSN-MUI ini sedang mengusahakan jembatan antara BI dan masyarakat mengenai penghimpunan dinar di bank syariah. Sehingga ke depan, masyarakat bisa dengan bebas memilih dalam bentuk apa tabungan mereka—rupiah atau dinar.
Namun, sebelum bank syariah membuka tabungan dan deposito dinar, gerai dinar sudah membuat produk ini. Seperti gerai dinar milik Muhaimin Iqbal dan perwakilan gerai-gerai dinar lainnya di beberapa daerah di seluruh pelosok Nusantara.
Salah satunya Syawiedinarmilik H. Muhammad Ali, ia memiliki salah satu kantor perwakilan gerai dinar di daerah Bekasi. “Sekarang, menjumpai gerai-gerai dinar dan dirham lebih mudah, karena tersedia di mana-mana,” kata Ali.
Awalnya, Ali memilih berinvestasi di pasar modal, jual beli saham. Namun lama kelamaan, ia merasa tidak nyaman investasi dengan ketidakjelasan. Hingga akhirnya dipertemukan dengan Muhaimin Iqbal, pemilik gerai dinar. Dia pun beralih menginvestasikan hasil keringatnya dengan membeli emas dan dinar.
Suatu ketika, Ali dan istri sedang memikirkan program liburan untuk anak mereka yang sedang belajar di Pondok Modern Gontor. Muncullah ide untuk umrah di bulan Ramadhan. Namun, uang mereka hanya cukup untuk berangkat dua orang, padahal di kala itu satu keluarga ingin berangkat bersama-sama.
Bingung sambil memutar otak, Ali teringat simpanan emas dan dinar yang ia miliki. Walhasil, nilai emas yang terus naik membawa keluarga Ali beribadah umrah.
“Itu bedanya, investasi emas dan tabungan rupiah. Jika saat itu saya hanya menyimpan uang di bank, tabungan saya tidak akan membuahkan hasil,” jelas pria berkacamata itu.
Kini, Ali dengan Syawiedinar turut mengampanyekan investasi emas dan dinar serta tabungan dinar. Pencatatan di buku tabungan pun bukan dalam bentuk rupiah, tapi dalam satuan dinar.
“Nominal setoran terhadap harga dinar bergerak mengikuti harga dinar yang berlaku saat itu,” ucapnya.
Telah terbukti, nilai emas ataupun dinar cenderung naik dan jarang turun, bahkan anti inflasi. Jadi, sudah saatnya kita menyadari betapa bijaknya jika sebagian penghasilan yang kita peroleh, kita investasikan dalam bentuk emas dan dinar untuk masa depan keluarga. Ryan Febrianti
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

'Quote'

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah"
- Pramoedya Ananta Toer-

" Pensil yang tumpul lebih baik dari ingatan yang tajam"
- Kaelany HD -

" Wa Laa Tamutunna Illa wa antum Kaatibuun "
- Prof.Ali Yaqub -




 
Support : Ekonomi Islam | Yans Doank | Murabahah Center
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ryan's Blog - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Yans Doank