“ Fresh Graduate selalu saja dipusingkan mencari pekerjaan
kesana-sini setelah lulus kuliah. Kali ini Muamalah Community mendobrak
jiwa para pemuda agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Namun, apapun
pekerjaannya, allah lah tujuannya.”
Para pemuda kini sedang
terbawa arus trend boyband and girlband yang tengah membuming di bumi
Nusantara. Tidak sedikit anak muda
saling berlomba membentuk groupband bawaan korea ini. Namun tidak dengan tujuh mahasiswa asal
Jakarta berlatarbelakang jurusan ekonomi bisnis ini. Mereka bersatu dan siap
mendobrak jiwa para pemuda Muslim untuk berwirausaha secara Islami.
Seven Wonders sebutan ketujuh
mahasiswa yang mendirikan muamalah community, kumpulan mahasiswa dari
berbagai sekolah bisnis di Jakarta yang berjiwa entreprenuer Muslim. Mereka
adalah Faizun Muhtada (Sampoerna school of Business), Omar Rofil
(Universitas Bakrie), Rini Ariani (Universitas Paramadina), Khoirul Umam (Sampoerna
school of education), Masitah, Devia Puspitasari, dan Fadly Hermawan dari
Universitas Bakrie.
Awalnya, mereka adalah aktivis dakwah kampus di masing-masing
universitas. Kegiatan-kegiatan mahasiswa yang selalu saja berujung pada politik
membuat jenuh. Bagi mereka pergerakannya
hanya seperti itu-itu saja, tidak ada yang istimewa.
Berada dititik kejenuhan akhirnya mereka dipertemukan di sebuah
acara gabungan antar universitas. Merasa mempunyai tujuan yang sama, mereka
berkumpul dan setelah berdiskusi panjang dengan visi dan misi Laa Ilaha
Illalllah Muhammadar Rasulullah akhirnya terbentuklah Muamalah Community
.
Menurut Faizun Muhtada, salah satu
pendiri Muamalah Community,Tujuan didirikannya Muamalah community ingin
membangunkan jiwa anak muda agar terlepas dari kapitalis yang sudah menjajah
pikiran mereka melalui politik. “ Padahal disisi lain ada yang lebih
penting yaitu ekonomi,” ungkap Faiz.
Walaupun tidak
ada yang berlatar belakang pendidikan ekonomi Islam, Nilai-nilai yang
ditanamkan dalam komunitas ini adalah Islamic Way’s, Family in Community,
Social Education, dan Socialpreneurship. “ Saya belajar ekonomi
kapitalis, tapi dari sini saya bisa lebih memahami dimana letak kesalahan
ekonomi yang tidak sesuai dengan syariah,” papar mahasiswa semester empat ini.
“ walaupun belajar ekonomi kapitalis tapi kami tidak buta agama,” tambahnya.
Salah satu
program yang telah direalisasikan untuk membangkitkan semangat wirausaha para
pemuda Muslim, bulan lalu Muamalah Community sukses mengadakan
konferensi Milioner Muslim Muda atau Muslim Youth Millionaire Conference (MYMC) 1433h, di Plaza
Bapindo, Sudirman Kav.54-55.
Lisana Sidqin Aliyya, anggota Muamalah
Community menjelaskan, Konferensi yang mengundang para wirausaha muda
sebagai pembicara ini, mengusung 5 Trend yaitu The Power of Dinar and
Dirham, The Power of Creative Writing and Social Media, The Power
of Risk-Taking and Strategy, The Power of Positive Thinking, dan The
Power of Shadaqah.
Para pembicara yang hadir dalam Muslim Youth
Millionaire Conference di antaranya Abdarrahman Rahadi dari Jawara, Olih
Solihin (penulis), Reza "Maicih", Agus "Ayam Bakar Mas
Mono", Hendy "Kebab Baba Rafi", Rangga "Lele Lela",
Habibie Afsyah, dan Hamzah Izzulhaq.
Konferensi yang dibuka oleh Sekjen
MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia), H Bachtiar Nasir Lc, dimulai pukul 08.00 dan berakhir pada pukul 20.00 wib.
Namun, para calon pengusaha muslim muda yang hadir tampak antusias dan tetap
semangat mengikuti acara demi acara.
Selain konferensi, lanjut Lisana,
kami juga menggelar bazaar Festival Hari Pasaran (FHP) dari JAWARA Dinar
Dirham. “ Semua transaksi di bazaar ini mengikuti cara transaksi Rasulullah
dengan menggunakan dinar dirham,” ujarnya.
Harapannya, sambung Faiz, setelah
mengikuti konferensi ini dapat membuka wawasan para peserta dan membangkitkan
semangat wirausaha. “ Belajar dari pembicara yang telah sukses menjadi
pengusaha muslim muda,” paparnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !