Hidayah
Dewi
Purnamawati
“
Setelah bertahun-tahun dalam pergulatan batin, melakukan perenungan serta memohon
petunjuk kepada Tuhan sebenar-benarnya Tuhan. Perempuan aktifis pemurtadan ini mendapatkan
jawaban setelah musibah hampir merenggut nyawanya.”
Dilahirkan
dari rahim seorang wanita aktifis gereja yang sangat fanatik, Dewi Purnamawati(
49) terlahir mengikuti agama orang tuanya yaitu Kristen. Mulanya sang Ayah
seorang Muslim,namun berhasil dimurtadkan oleh istrinya sendiri. “ Ayah
berhasil dibina menjadi aktifis penginjilan ( misi menyebarkan Kristen)
handal,” papar Dewi.
Perempuan
asal Solo ini meninggalkan kota kelahirannya mengikuti Ayahnya yang anggota
AURI pindah tugaske NTB Pulau Lombok. Sejak kecil Dewi dan dua adiknya dididik
menjadi Kristen yang fanatik dengan doktrin bahwa Kristen adalah kasih dan
sangat merendahkan Islam.Bahkan digembleng untuk mempengaruhi kehidupan
masyarakat Muslim di Pulau Lombok agar mengikuti ajaran mereka.“ kami semua aktifis
gereja, aktif memurtadkan muslimin,” ungkapnya.
Ibu saya,
lanjut dia, berhasil mendidik ketiga anaknya dalam menyebarkan agama
Kristen.Contohnya saja, adik laki-laki Dewi menjadi pendeta di daerah bandung.
Menarik simpati masyarakat dengan cara masuk kedalam dunia mereka, memberikan
solusi di setiap permasalahan kemiskinan, rehabilitasi remaja Muslim yang
kecanduan narkoba. “ semua itu hanya kedok agar masyarakat mau berpindah
agama,” ujarDewi
Dan adik
perempuannya, aktif menginjil di Bangkalan Madura.Sasaran utamanya menggoda
para Kiai yang menyebrang ke Surabaya setiap malam minggu.Dengan berdirinya
jembatan Suramadu, penginjilan pun semakin lancar.
Bahkan, Dewi
sejak kecil sudah aktif memurtadkan teman-teman Islamnya.Dengan iming-iming
roti, sepatu,dan tas ia berhasil membawa mereka ke Sekolah Minggu dan dibaptis
di Gereja. Hingga pada tahun 1986, ia menikahi aktifis HMI ( HimpunanMahasiswa
Islam) untuk menjalankan misinya. Dan memiliki anak,setahun setelah menikah.“
anak saya pun dijadikan bibit unggul Kristen yang militan dan misionaris oleh
ibu,” aku perempuan yang pernah menikah tiga kali ini.
Tahun 1992,
pendeta mengizinkan Dewi bercerai dengan suaminya karena konflik rumah tangga.“
padahal dalam Kristen tidak boleh ada perceraian. Namun sejak saya dibolehkan
bercerai, banyak kasus gugatan perceraian dan dibolehkan,” kata Dewi.
Walaupun
aktif menjadi misionaris, sebenarnya Dewi meragukan Kristen sejak kecil. Ia
berfikir siapakah yang menyuruh manusia memilih agama yang dipeluknya( Islam,
Kristen maupunKatolik ). “ di Bible tidak saya temukan satu ayat pun Allah
maupunYesus menyebut ‘Kristen’ apalagi menyuruh memeluknya,” tegasnya.
Dihukum
orang tua dan guru karena nekad bertanya hal ini sudah biasa bagi Dewi.Setiap
kali bertanya, tidak ada jawaban yang jelas.“ Bahkan tidak boleh bertanya hanya
wajib diimani, ” jelasnya.
Meskipun
ragu, Kristen tetap menjadi pilihannya.Karena menurut Dewi, Islam adalah
agamanya orang bodoh, melarat, pemalas, biang kerok segala kerusuhan dan
kekerasan.“ Opini buruk itu terlanjur mencengkram erat di dalambenak kami,”
paparnya.
Namun
semakin hari ia semakin dihantui berbagaimacam pertanyaan tentang kebenaran
Bible dan isinya. Dalam benaknya, ‘Buku pedoman yang sudah benar,baik dan
sempurna maka tidak perlu direvisi.’ Dan jika Bible sempurna, mengapa Al-Quran
harus diturunkan.“ fakta ini mengusik dan menggoyahkan iman Kristen saya,” ucap
perempuan kelahiran 1962 ini.
Tepat pada
malam Natal, 24 Desember 1998 kegalauannya memuncak.Sejuta tanya tetap tak
terjawab. Ia pun pergi ke Madiun dengan kecepatan mobil yang melaju kencang.
Tiba-tiba ban Mobil kempes tertancap potongan besi, mobil tidak dapat
dikendalikan. Seketika wajah jadi pucat pasi, jantung berdetak kencang.Spontan
ketakutan akan kematian menghantuinya. “ kemanakah jiwa ini berlabuh jika mati,
sementara saya belum menemukan agama yang benar,” kenang dewi mengingat
peristiwa saat itu.
Ternayata
Tuhan masih memberinya hidup, ia berhasil mengendalikan mobil dan menepi
berhenti di pinggiran sawah. Tiba-tiba terdengar suara azan magrib.“ hati saya
bergetar dan berfikir inikah jawaban kegalauan hatiku selama ini,” tuturnya.
Akhirnya ia
memutuskan mempelajari agama Islam melalui buku Akhlak Islam yang dipinjami
temannya. Dewi pun sangat takjub dan terpesona begitu mengetahui bahwa Islam
sangat memperhatikan hal-hal yang sepele sekalipun.Semuanya diatur dan ada
petunjuknya di dalam Al-Quran dan Hadits.“ Islam betul-betul tuntunan dan
pedoman hidup dari tuhan,”pikirnya.
Setelah
bertahun-tahun dalam pergulatan batin, melakukan perenungan serta memohon
petunjuk kepada Tuhan sebenar-benarnya Tuhan.Februari 1999 tepatnya di Solo,
menjadi hari bersejarah bagi Dewi dengan memeluk agama yang benaryaitu Islam. “
Allah melapangkan dada saya untuk memeluk Islam dan Islam satu-satunya agama
yang sah dari Allah,” ujarnya. Ryan
Febrianti
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !