“ Harga emas kian bergejolak, bukan hal mustahil jika
2015 nanti diprediksi mencapai satu juta rupiah per gramnya. Untuk itu, ubahlah aset
kertas ke aset riil yang akan lebih mampu bertahan dalam jangka panjang”
Dewasa ini emas menjadi pembicaraan menarik di berbagai
kalangan. Mulai dari investasi emas, jual beli emas , bahkan gadai emas. Harga
emas yang tidak pernah stabil menarik masyarakat berinvestasi dalam bentuk
emas. Pasalnya, trend emas selalu naik dari tahun ke tahun. Bahkan dalam sehari
harganya bisa naik turun. Dan ini lah penyebab terjadinya spekulasi pada emas.
Menurut Muhaimin Iqbal, pendiri Gerai Dinar, faktor yang
mempengaruhi berayunnya harga emas di pasar dunia karena mekanisme pasar secara
umum. “ emas untuk investasi penggerak utama ayunan harga emas,” jelasnya.
Misalkan saja, lanjut Iqbal memberi contoh praktek di
lapangan, ketika harga emas tinggi para investor emas serentak melepas emasnya
untuk mengambil keuntungan yang tinggi. Sehingga harganya terdorong turun. Dan
ketika harga dianggap rendah, para investor kembali membeli emas secara berjamaah
( baca rame-rame). Secara otomatis mendorong harga emas naik.
“ Bersamaan dengan gerakan mekanisme pasar ini, uang yang
dipakai membeli emas nilainya turun karena mengalami inflasi,” tambahnya.
Masih menurut Iqbal, prediksi harga emas tahun 2015 berada
di kisaran satu juta delapan puluh ribu rupiah per gram. Ini berdasarkan
statistik empat tahun terakhir trend harga emas.
Namun angka ini hanya perkiraan
statistik semata. Dan akan benar terjadi bila seluruh faktor-faktor yang
mempengaruhi harga emas 4 tahun terakhir akan berulang dalam 4 tahun kedepan.
Hasilnya akan berbeda bila faktor lingkungan yang mempengaruhinya juga berbeda.
Zaim Saidi, Pendiri Wakala Induk Nusantara, menambahkan
prediksi harga emas satu juta rupiah per gram pada tahun 2015 mungkin benar,
bahkan bisa lebih tinggi dari itu. “ Tidak mustahil, di akhir 2012 saja sudah
750 ribu per gram,” papar Zaim.
Sebenarnya, lanjut dia, tidak ada kenaikan harga emas, yang
ada adalah kemerosotan nilai uang kertas,karena terus menerus dicetak. “ itu
yang disebut inflasi,” tegasnya. Selama masih menggunakan uang kertas, tidak
hanya harga emas yang naik tapi semua komoditi akan mengalami kenaikan.
Emas selamanya stabil sejak dikenal manusia, tak pernah berubah
daya belinya. Bahkan
sejak zaman Rasulullah Saw, 1500 tahun lalu, satu dinar
emas bisa dibelikan 1-2 ekor kambing sesuai dengan ukurannya. Dan satu dirham
dapat 1 ekor ayam. “ yang tidak stabil itu uang kertas, dinar dan dirham selamanya
adalah alat tukar. sejak ditetapkan oleh Rasulullah SAW, sampai hari ini, dan sampai
kiamat nanti,” ujar alumni Institut Pertanian Bogor, ini.
Jika dilihat dari kacamata Islam, emas menjadi komoditi
dan tidak bisa dinilai dengan rupiah atau dolar. Sedangkan Yahudi mengukur emas
dengan uang kertas. “ celakanya kita, Muslimin sekarang sama jadi orang
Yahudi,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Iqbal ada lima alasan fundamental
yang akan mendorong harga emas jangka panjang terus naik. Yaitu keterbatasan supply,
pertumbuhan demand, pembelian emas oleh bank-bank sentral dunia, Daya beli US Dollar yang terus melemah dan nilai tukar rupiah.
“ Karena lima hal yang bersifat fundamental
tersebut diatas tidak mudah berubah oleh sentimen sesaat, maka dampaknya akan
lebih bersifat jangka panjang,” papar Iqbal.
Iqbal menyarankan, bila dalam jangka pendek
harga emas turun disebabkan meredanya sentimen sesaat. Ini adalah kesempatan
untuk mulai mengamankan aset kertas ke aset riil yang akan lebih mampu bertahan
dalam jangka panjang. “ seperti tabungan pendidikan anak, dana pensiun, biaya
kesehatan hari tua dan kebutuhan lainnya,” ujarnya. Ryan Febrianti
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !