Memahami Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan atau library research mungkin sudah sangat familiar bagi mahasiswa akhir yang menggunakan metode penelitian kualitatif. Bahkan ada yang beranggapan bahwa kualitatif tidak lepas dari kepustakaan yang hanya berhubungan dengan tumpukan referensi buku saja. Padahal library research hanya salah satu jenis metode penelitian kualitatif.
Dalam tulisan kali ini kita akan membahas apa sebenarnya riset pustaka?. Riset pustaka memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Tegasnya riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan.
Ada tiga alasan menurut Mustika Zed, mengapa menggunakan penelitian pustaka saja, yaitu :
Pertama, persoalan penelitian tersebut hanya bisa dijawab lewat penelitian pustaka dan sebaliknya tidak mungkin mengharapkan datanya dari riset lapangan. Studi sejarah umumnya menggunakan metode library research, selain itu penelitian studi agama dan sastra juga menggunakan metode ini.
Kedua, studi pustaka diperlukan sebagai salah satu tahap tersendiri, yaitu studi pendahuluan (prelinmary research) untuk memahami lebih dalam gejala baru yang tengah berkembang di lapangan atau dalam masyarakat. Ahli kedokteran atau biologi, misalnya, terpaksa melakukan riset pustaka untuk mengetahui sifat dan jenis-jenis virus atau bakteri penyakit yang belum dikenal.
Ketiga, data pustaka tetap andal untuk menjawab persoalan penelitiannya. Bukankah perpustakaan merupakan tambang emas yang sangat kaya untuk riset ilmiyah. Informasi atau data empiric yang telah dikumpulkan orang lain, berupa laporan hasil penelitian atau laporan-laporan resmi, buku-buku yang tersimpan dalam perpustakaan tetap dapat digunakan oleh periset kepustakaan.
Penelitian kepustakaan atau library research mungkin sudah sangat familiar bagi mahasiswa akhir yang menggunakan metode penelitian kualitatif. Bahkan ada yang beranggapan bahwa kualitatif tidak lepas dari kepustakaan yang hanya berhubungan dengan tumpukan referensi buku saja. Padahal library research hanya salah satu jenis metode penelitian kualitatif.
Dalam tulisan kali ini kita akan membahas apa sebenarnya riset pustaka?. Riset pustaka memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Tegasnya riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan.
Riset pustaka tidak hanya sekedar urusan membaca dan mencatat literatur atau buku-buku sebagaimana yang sering dipahami banyak orang selama ini. apa yang disebut riset pustaka atau sering juga disebut studi pustaka, ialah rangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.
Ada tiga alasan menurut Mustika Zed, mengapa menggunakan penelitian pustaka saja, yaitu :
Pertama, persoalan penelitian tersebut hanya bisa dijawab lewat penelitian pustaka dan sebaliknya tidak mungkin mengharapkan datanya dari riset lapangan. Studi sejarah umumnya menggunakan metode library research, selain itu penelitian studi agama dan sastra juga menggunakan metode ini.
Kedua, studi pustaka diperlukan sebagai salah satu tahap tersendiri, yaitu studi pendahuluan (prelinmary research) untuk memahami lebih dalam gejala baru yang tengah berkembang di lapangan atau dalam masyarakat. Ahli kedokteran atau biologi, misalnya, terpaksa melakukan riset pustaka untuk mengetahui sifat dan jenis-jenis virus atau bakteri penyakit yang belum dikenal.
Ketiga, data pustaka tetap andal untuk menjawab persoalan penelitiannya. Bukankah perpustakaan merupakan tambang emas yang sangat kaya untuk riset ilmiyah. Informasi atau data empiric yang telah dikumpulkan orang lain, berupa laporan hasil penelitian atau laporan-laporan resmi, buku-buku yang tersimpan dalam perpustakaan tetap dapat digunakan oleh periset kepustakaan.
Empat Ciri Utama Studi Kepustakaan :
1. Peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata (eyewitness) berupa kejadian,orang atau benda-benda lainnya.
2. Data pustaka bersifat ‘siap pakai’ (ready made). Artinya peneliti tidak pergi kemana mana, kecuali hanya berhadapan langsung dengan bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan.
3. Data pustaka umumnya adalah sumber sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan pertama di lapangan.
4. Kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti berhadapan dengan informasi statik,tetap.
Sumber : Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan
2. Data pustaka bersifat ‘siap pakai’ (ready made). Artinya peneliti tidak pergi kemana mana, kecuali hanya berhadapan langsung dengan bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan.
3. Data pustaka umumnya adalah sumber sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan pertama di lapangan.
4. Kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti berhadapan dengan informasi statik,tetap.
Sumber : Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan
terimakasih infonya sangat membantu.........
BalasHapusTHANK'S
BalasHapus085866550227 wa q. teman
HapusTerimakasih atas informasinya
BalasHapusSangat membantu
BalasHapusTokoh dari metode library research ini syapa ya?
BalasHapusAssalamualaikum wr wb terimakasih sangat membantu.. kalo untuk bukunya bs dibeli dmana ?
BalasHapus