“ Siapa yang tidak tahu Minangkabau, kota yang terkenal dengan masakannya yang serba pedas ini juga terkenal karena Jam Gadangnya yang berdiri kokoh di daerah Bukittinggi. Mau tau lebih jauh tempat wisata di daerah ini, mari kita jelajahi.”
Di Sumatera Barat terdapat kota kecil namun mengundang perhatian banyak orang, yaitu kota Bukittinggi. Kota ini telah melahirkan banyak tokoh perjuangan, salah satunya pendiri Republik Indonesia, Mohammad Hatta dan tokoh pendidikan Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang terkenal dengan panggilan Hamka.
Menurut sejarah, pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukittinggi berperan sebagai kota perjuangan. Kota ini pernah menjadi ibukota negara Indonesia atau dikenal sebagai pemerintahan darurat Republik Indonesia setelah Jogjakarta jatuh ke tangan Belanda.
Selain sebagai kota perjuangan, Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang berhawa sejuk. Secara geografi, kota ini terletak pada rangkaian bukit barisan yang membujur sepanjang pulau Sumatera dan dikelilingi dua gunung berapi, Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Total luas wilayah Bukittinggi 25,24 km2 dan berada pada ketinggian 909-941 meter di atas permukaan laut.
Hawa sejuknya, membuat para pengunjung yang datang merasa nyaman dan selalu ingin kembali lagi. Selain hawa sejuknya, di kota kecil ini terdapat banyak tempat wisata menarik serta tempat-tempat peninggalan Jepang yang juga menjadi tempat wisata. Dan icon sumatera barat, jam gadang, terdapat di kota ini.
Jam Gadang icon Sumatera Barat
Jika menyebut Sumatera Barat, maka yang terlintas dan diingat orang adalah Jam gadangnya. Icon daerah Padang ini menjadi pilihan utama tempat wisata di Padang. Hingga ada ungkapan ‘belum ke Sumbar kalau belum ke Bukittinggi’ dan Bukittinggi identik dengan Jam Gadang, layaknya pernyataan ‘ belum ke Jogja apabila belum ke Malioboro’ maupun ‘ belum ke Jakarta jika belum melihat Monas’.
Sebutan jam gadang diberikan masyarakat Minangkabau untuk bangunan yang tingginya mencapai 26 meter ini dan terdapat jam besar di empat sisi bangunan. Dinamakan jam gadang karena menara itu mempunyai jam yang besar, gadang merupakan bahasa minang yang artinya “ besar”.
Bangunan fenomenal ini dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazid Sutan Gigi Ameh. Sejak berdiri ia selalu menjadi pusat perhatian orang yang melintasinya. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekertaris Bukittinggi pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan oleh putra pertama Rook Maker di saat usianya masih enam tahun. Jam Gadang ini bergerak secara mekanik dan terdiri dari empat buah jam yang menghadap ke empat arah penjuru mata angin dengan setiap muka jam berdiameter 80 centimeter.
Jika diperhatikan dengan seksama, ada sesuatu yang unik dari jam gadang ini. Salah satu angka romawi yang tertulis di dalam jam tersebut ada yang tidak lazim bagi masyarakat. Angka empat romawi bertuliskan angka I berjajar empat, yang seharusnya ditulis IV menjadi IIII.
Sehingga menimbulkan pertanyaan besar maksud dari angka empat romawi itu. Dari beragam informasi di tengah masyarakat masing-masing mempunyai jawaban yang berbeda. Ada yang mengartikan angka aneh tersebut sebagai penunjuk jumlah korban yang menjadi tumbal ketika pembangunan, ada juga yang mengatakan kesalahan dalam pembuatannya.
Namun hingga kini misteri angka pada jam gadang masih menjadi rahasia karena belum terpecahkan dan tidak ada yang mengetahuinya. Tapi biarkan saja misteri tersebut dengan berbagai rahasianya. Yang terpenting, mesin jam gadang hanya ada dua di dunia, kembarannya terpasang di Big Ben, Inggris.
Satu lagi yang sayang untuk dilewatkan, dari menara jam gadang para wisatawan dapat menikmati panorama kota yang terdiri dari bukit, lembah dan bangunan-bangunan yang berjejer ini.
Para wisatawan tentu saja tidak hanya menikmati pemandangan alam dan jam gadang saja. Karena di kota ini terdapat banyak tempat wisata. Jarak antara satu tempat ke tempat lainnya pun berdekatan, tidak perlu menghabiskan waktu berhari-hari untuk menikmati seluruh tempat wisata di Bukitttinggi. Bahkan, mengelilingi kota ini hanya membutuhkan waktu dua jam saja. Beberapa lokasi wisata yang dapat dikunjungi wisatawan, antara lain :
Ngarai Sianok
Adalah sebuah lembah curam dengan kedalaman 100 meter membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m. Lembah ini memiliki pemandangan yang sangat indah dan menjadi salah satu objek wisata andalan provinsi selain jam gadang.
Di tepian Ngarai banyak dijumpai tumbuhan langka seperti Raflesia dan tumbuhan obat-obatan. Selain flora, fauna juga ada di lembah ini, seperti monyet ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul dan juga tapir.
Keindahan Ngarai Sianok dapat dilihat dari Taman Panorama di Bukittinggi atau Anda bisa pergi langsung ke Ngarai, yang merupakan area pemukiman dan ladang padi. Untuk menikmati pemandangan dari taman, para pengunjung bisa membayar biaya masuk sebesar Rp. 3.000 per orang. Selain keindahan ngarai, pengunjung juga bisa mengunjungi bunker Jepang yang berada di dasar ngarai. Ngarai Sianok adalah tempat terindah di Sumatra Barat, apalagi pada saat matahari terbit dan tenggelam.
Lobang Jepang
Lobang ini lebih tepat disebut terowongan Jepang. Memiliki panjang sekitar 1400 meter dan lebar kurang lebih dua meter. Lobang ini dibangun untuk kepentingan tentara Jepang dalam perang dunia II dan perang Asia Timur Raya pada tahun 1942.
Dengan menelusuri lobang Jepang ini kita akan merasakan sensasi yang sangat menarik. Di dalamnya kita dapat menemui ruang makan, ruang minum, ruang penyiksaan, dapur dan ruang persenjataan bekas tentara Jepang.
Untuk masuk ke dalam tidak hanya melalui satu pintu, terdapat pintu masuk lainnya di beberapa tempat seperti di tepi Ngarai Sianok, Taman Panorama, dan disamping Istana Bung Hatta atau Tri Arga.
Dinding terowongan berupa tanah merupakan jenis tanah yang jika bercampur air akan semakin kokoh. Walaupun gempa mengguncang Sumatera Barat, tidak banyak merusak struktur terowongan ini.
Di dalam Lubang Jepang juga akan dibuat sebuah museum yang bernama Museum Saintific Sejarah Alam Bawah Tanah. Di Museum ini akan diletakkan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah terbentuknya bumi yaitu antara lain fosil-fosil, batu-batuan, mineral-mineral dan lainnya. Sehingga pengunjung dapat menikmati wisatanya sambil menambah ilmu alam.
Janjang Saribu
Janjang Saribu adalah anak-anak tangga yang digunakan untuk menuju lembah sianok. Dinamakan janjang saribu karena jumlah anak tangganya sebanyak 1000 tangga. Tempat ini merupakan objek wisata yang masih alami, berliku-liku menelusuri celah-celah tebing.
Jenjang 1000 ini digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengambil air minum ke lembah Ngarai Sianok. Di dalamnya tersedia tempat peristirahatan, kolam pancing, lokasi kemah serta lapangan luas biasa digunakan untuk parkir.
Disamping itu pengunjung juga dapat menyaksikan perilaku binatang liar seperti kera yang berkeliaran sambil bermain dan melompat dari dahan ke dahan dan burung-burung berkicau bernyanyi menghibur para wisatawan.
Selain Janjang Saribu, juga terdapat Janjang Ampek Puluah. Jika Janjang Saribu terdiri dari seribu anak tangga, Janjang Ampek Puluah memiliki 40 anak tangga. Jenjang ini dibangun pada tahun 1908 yang pada awalnya merupakan sebagai penghubung antara Pasar Atas dengan Pasar Bawah.
Buah Tangan Bukittinggi
Nah, selain rekreasi tentu tempat oleh-oleh dan kuliner yang akan dicari orang. Kota Bukittinggi ini terkenal dengan kerupuk sanjaynya. Kerupuk ini terbuat dari singkong yang diparut tipis lalu digoreng dan di beri garam. Rasanya pun beraneka macam, ada yang manis, asin dan pedas.
Kerupuk ini amat populer sebagai makanan oleh-oleh khas kota Bukitinggi, Sumatera Barat. Rasanya tidak lengkap jalan-jalan ke padang tanpa membawa oleh-oleh kerupuk sanjay. Disamping dapat ditemui di setiap toko oleh-oleh, harganya pun relatif murah sekitar Rp 28ribu sampai Rp30 ribu per kilogramnya. Maka, jika anda pergi ke Kota Bukittinggi jangan lupa beli oleh-oleh kerupuk sanjay untuk orang-orng yang menanti anda di rumah. Ryan Febrianti
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !