Headlines News :
Home » , » Wisata Alam Ditengah Kebisingan Kota ( Situ Gintung)

Wisata Alam Ditengah Kebisingan Kota ( Situ Gintung)

Written By Admin on Minggu, 21 Juli 2013 | 03.15




Di perbatasan Jakarta- Tangerang tepatnya di daerah ciputat, hanya menempuh waktu kurang lebih 5 menit dari lebak bulus kita akan menemukan tempat istirahat yang nyaman dan santai, yaitu Situ Gintung. Di tempat ini banyak orang berkunjung melepas lelah dan kepenatan sembari menikmati indahnya alam.

Bahkan tak jarang pengunjung datang hanya untuk mengambil gambar menagabadikan ciptaan Tuhan nan indah ini. Ada yang datang sendirian maupun rombongan dengan teman-teman sekedar mengobrol di pinggiran Situ Gintung yang tampak seperti dipinggir pantai.

Nurul Hasanah, warga Bekasi, mengaku senang dapat mengunjungi Situ Gintung walaupun hanya berkeliling-keliling dan istirahat melepas lelah setelah mengendarai sepeda motor dari bekasi ketika hendak bersilaturrahim ke rumah kawannya di daerah ciputat. “ Duduk di tepian situ bagai duduk dipinggir pantai, suasananya nyaman dan pas untuk berfoto ria. Apalagi tanpa biaya,” ujar Nurul yang hobi berfoto.

Ia baru pertama kali mengunjungi Situ ini, baginya Situ Gintung tempat rekreasi yang minimalis. Pasalnya, siapa pun dapat melihat dan mengunjungi Situ Gintung tanpa dikenakan biaya. Tak heran, hampir setiap sore menjelang malam tiba banyak orang memenuhi pinggiran Situ sambil menikmati jajanan yang berbaris rapih sepanjang jalan. Selain menjadi tempat wisata juga sebagai tempat para pedagang makanan ringan mencari rizki.

Wajah Baru Situ Gintung


Kejadian jebolnya waduk Situ Gintung pada tanggal 27 Maret 2009 lalu menerjang perumahan warga serta menewaskan banyak korban. Bendungan seluas 21,4 ha (2008) ini telah berubah fungsi, dimanfaatkan sebagai tempat wisata air yang awalnya sebagai waduk area pertanian di sekitarnya.

Menurut Pitoyo Subandrio, Kepala Balai Besar Sungai Ciliwung-Cisadane, sebelum  berubah menjadi kawasan wisata air, Situ Gintung merupakan saluran irigasi yang dibangun puluhan tahun pada zaman Belanda. “ Usianya kini mencapai 79 tahun, dibangun tahun 1933,” kata Pitoyo.

Dia menjelaskan, dulu Situ Gintung merupakan bendungan homogen dengan satu macam jenis tanah atau bendungan urukan homogen. Kemudian, lanjut dia, ada celah yang disebut pelimpah (spillway) yang lebarnya lima meter. Bendungan itu juga memiliki pintu air kecil untuk irigasi. ”Pintunya kecil. Sekarang sudah tidak ada irigasinya karena sudah jadi rumah,”  tegasnya.

Pembaharuannya mendapat perhatian sungguh luar biasa dan penanganan cepat dari pemerintah Banten. Tahun 2011, Situ Gintung sudah dapat dinikmati kembali sebagai obyek wisata.  Dengan bentuk bendungan kokoh berdiri tegap disertai saluran air yang cukup luas mampu menampung air dalam waduk jika terjadi muntahan air dadakan seperti tragedi sebelumnya. Rumah-rumah warga pun sudah kembali terbangun. Jalanan berpaving batu kerap digunakan masyarakat sebagai sarana olahraga,berlari-lari kecil di pagi hari menelusuri jalan setapak.

Dua tahun setelah kejadian bencana alam tersebut, kini Situ Gintung mempunyai wajah baru dan menjadi tempat rekreasi wisata air yang selalu dipadati pengunjung setiap akhir pekan dan sore hari. 

“ Sejak Situ Gintung direhab, suasananya berubah total yang tadinya seram sekarang banyak dimanfaatkan warga untuk bersantai dan berkeliling-keliling. Terutama di hari libur nasional maupun akhir pekan selalu saja dipadati pengunjung,” ungkap Umar, warga di kawasan Situ Gintung, Ciputat, Tangerang Selatan seperti dikutip Poskota.com.

Menurut Umar, keberadaan danau atau situ yang sempat membuat heboh beberapa tahun lalu dengan banjir bandang akibat tanggul jebol kini malah berubah menjadi salah satu obyek wisata baru bagi warga sekitar dan lainnya. Setiap hari libur khususnya Sabtu dan Minggu terlebih sore hari selalu penuh dengan warga yang membawa anak dan keluarga berkeliling dan bersantai ria.


Apalagi kalangan remaja, sangat senang berkumpul dengan teman-temannya di atas tanggul ini. Mereka tidak perlu menunggu hari libur, di siang hari usai sekolah tampak remaja masih berpakaian seragam asyik mengobrol di tepian Situ. “ Tempatnya asyik untuk kongkow-kongkow bareng teman-teman, kita hanya mengeluarkan uang untuk jajan saja. Kalau sedang bosan yaa lari ke sini saja,” aku Nilna siswi kelas II SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Triguna, Ciputat,Tangerang Selatan.

Selain Umar dan Nilna, Ibu Rini, warga Pondok Cabe, Ciputat, mengaku senang dengan kondisi Situ Gintung sekarang. “ Dulu hanya berupa kantong air atau situ saja, tapi sekarang menjadi obyek wisata yang murah meriah,” ucapnya bahagia.

Ekonomi msyarakat pun kini telah bangkit kembali seiring dibukanya area Situ Gintung. Kesempatan mencari rizki dimanfaatkan betul oleh para penjaja makanan rakyat, mulai soto,siomay, bakso, tahu bulat, roti bakar, pecel madiun, es kelapa,nasi uduk,nasi padang, gorengan serta para pedagang mainan tampak berjejer turut meramaikan wajah baru Situ Gintung.

Harga makanan-makanan tersebut relatif murah, berkisar dibawah 10 ribu rupiah per porsinya. Sehingga para penikmat wisata air tidak perlu menguras kantong untuk rekreasi di pulau itu. 

Taman Wisata


Selain wisata air waduk Situ Gintung, tempat wisata ini memiliki taman wisata cukup luas. Keindahan dan kesejukan alam yang ditanami banyak pepohonan mengundang para wisatawan menghabiskan waktunya untuk menghirup udara sejuk. Dengan uang Lima Ribu Rupiah pengunjung dapat menikmati keindahan taman tersebut.


Tidak sedikit masyarakat dengan komunitasnya ataupun keluarganya mengadakan gathering (perkumpulan-red) di Taman Wisata Pulau Situ Gintung ini. Pasalnya,lokasi yang luas dan sejuk sangat cocok sebagai tempat rekreasi keluarga.

Pihak pengelola menawarkan berbagai sarana dan fasilitas menarik, seperti taman yang luas, ruang pertemuan, aneka saung, Watterboom, ruang pertemuan, restoran, area outbond di zona petualang, mini motor/ATV, kolam renang khusus anak-anak,lapangan tennis serta zona futsal indoor berstandar internasional.

Biaya yang ditawarkan pun cukup murah meriah. Lokasi ini mampu menampung lebih dari 100 orang tamu.  Harga yang relatif terjangkau bagi semua kalangan dan kesejukan alam serta berbagai keistimewaan dan keunggulan yang dimiliki Taman Wisata Pulau Situ Gintung, membuat taman wisata ini menjadi pilihan rekreasi favorit bagi keluarga untuk melepas kepenatan dari berbagai aktifitas sehari-hari.

Disamping sebagai tempat rekreasi, pengelola juga manwarkan berbagai program khusus untuk perusahaan, pelajar, mahasiswa dan TK (Taman Kanak-kanak) serta SD (Sekolah Dasar). Program yang ditawarkan yaitu, outing atau kegiatan dengan berbagai macam games  yang dipandu oleh fasilitator dan instruktur yang profesional. 

Camping ceria untuk anak-anak ataupun mahasiswa menjadi program favorit di Pulau ini. Kegiatan 2 hari 1 malam ini dilengkapi dengan fasilitas api unggun dan tenda. Dan juga biasa digunakan untuk tempat perpisahan para pelajar. Bagi yang ingin menginap tanpa tenda, telah disediakan wisma dengan kapasitas 20 orang.

Walaupun tragedi tumpahnya air waduk Situ Gintung sempat menggegerkan masyarakat. Namun, taman wisata alam ini tidak surut pengunjung. Pasalnya, lokasi taman berada di belakang waduk dan tidak terkena dampak bencana. Sebaliknya, taman ini dipadati masyarakat yang ramai-ramai menyaksikan jebolnya tanggul. “ Ketika terjadi bencana, taman ini justru makin ramai pengunjung,” ujar Marji, dinas kebersihan yang sejak tahun 2003 bekerja di Taman Wisata Alam Situ Gintung ini.

Menurut pria kelahiran 1965 ini, alasan masyarakat memilih Situ Gintung sebagai tempat rekreasi dan ghatering, selain udara yang sejuk serta taman yang luas, tiket masuknya juga dapat dijangkau semua kalangan. Ditambah lagi lokasinya sangat dekat dengan perkotaan. Sehingga orang yang penat dengan kebisingan kota, dapat singgah sejenak untuk menghirup udara bebas polusi serta menenangkan diri dan pikiran. Ryan Febrianti (berbagai sumber)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

'Quote'

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah"
- Pramoedya Ananta Toer-

" Pensil yang tumpul lebih baik dari ingatan yang tajam"
- Kaelany HD -

" Wa Laa Tamutunna Illa wa antum Kaatibuun "
- Prof.Ali Yaqub -




 
Support : Ekonomi Islam | Yans Doank | Murabahah Center
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ryan's Blog - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Yans Doank