Lapangan
kerja yang tidak memadai di Indonesia meningkatkan angka pengangguran. Tidak sedikit
lulusan sarjana susah mencari pekerjaan karena tidak tersedianya lapangan
pekerjaan. Sedangkan kebutuhan harian seperti sandang dan pangan harus dipenuhi
setiap orang. Dengan begitu, banyak orang memilih untuk bekerja di Negeri lain menjadi
TKW demi mendapatkan sesuap nasi. Apapun akan dilakukan meski menjadi pembantu
rumah tangga.
Namun fenomena
yang terjadi saat ini, hasil kerja keras Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar
negeri tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Saat harus kembali ke tanah air
tidak memiliki simpanan uang. Sehingga ketika kondisi keuangan habis, mereka
kembali menjadi pahlawan devisa.
Kendal
Unggul Priambobo, Ketua Forum Peduli TKI (FPT) mengatakan, jika para TKW bisa
mengelola keuangan dengan baik, hasil keringatnya selama di luar negeri bisa digunakan
untuk modal usaha setelah kembali ke daerahnya. Sehingga mereka tidak perlu
bertahun-tahun bekerja di negeri orang.
Namun fakta
di lapangan banyak masyarakat yang belum sadar akan perencanaan keuangan untuk
dirinya sendiri. Pasalnya masyarakat Indonesia kebanyakan bermental karyawan.
Setelah bekerja, mendapat uang, lalu dibelanjakan dan menunggu gaji bulan
selanjutnya. Begitu pun dengan keadaan TKW Indonesia.
Melihat
fenomena seperti ini, Dra. Mursida Rambe, Direktur Baitul Maal wa Tamwil (BMT )
Beringharjo terpanggil hatinya untuk membantu kaum perempuan yang rela
meninggalkan suami dan anak untuk mencari sesuap nasi di Hongkong dalam
mengelola keuangan.
“ Kalaupun
saat ini mereka berjuang keras untuk menghidupi ekonomi keluarga mereka. Seharusnya
mereka berpikir untuk tidak menetap di sana, tetapi harus kembali ke
Indonesia,” ungkap Rambe.
Perempuan
kelahiran Medan ini, memberikan pelatihan manajemen keuangan kepada 130 ribu
TKI di Hongkong dan bermitra dengan mereka. Sudah empat kali ia bolak-balik
Yogyakarta-Hongkong sejak tahun 2006. Dengan harapan setelah para TKW habis
kontrak, mereka kembali ke tanah air dan membuka usaha di daerahnya.
Rambe
memilih TKW Hongkong sebagai sasaran utamanya karena menurutnya hukum di Negara maju ini ditegakkan dengan
baik dan memiliki peraturan perlindungan ketenagakerjaan cukup baik. “ di Hongkong banyak majikan dipenjara karena
tidak memenuhi kewajibannya kepada tenaga kerja,” akunya.
“ mereka
memberikan kebebasan para TKI untuk berorganisasi, mereka juga diberikan hari
libur sehari dalam seminggu. Dan gaji para TKW Hongkong relatif besar, sekitar
4 juta per bulan,” tambahnya.
Ada 300 TKI
Hongkong menjadi investor di BMT Beringharjo. Para TKI ini ada yang telah
kembali ke Tanah Air, ada pula yang masih berada di Hongkong. “ sebagian besar
mereka berada di Hongkong menjadi pembantu rumah tangga. Meski berangkat
menjadi pembantu, kami berharap mereka pulang menjadi investor,” kata Rambe.
Para TKW
Hongkong ini menjadi anggota luar biasa
di BMT Beringharjo dengan tiga kriteria, sebagai penyimpan dana ,pendeposit,
dan penyerta modal. “ Mayoritas sebagai penyimpan modal,” tutur Alumni
Universitas Muhammadiyah ini.
Dana yang
dapat dikumpulkan dari para TKI Hongkong sebesar 1,3 Milyar rupiah. Mereka
menabung Rp 1 sampai 30 juta per orang. Setelah lima tahun dana dapat diambil
dan mendapatkan keuntungan dari sistem bagi hasil. Kecuali tabungan simpanan,
dapat diambil tergantung jatuh tempo masing-masing.
Para
TKI tidak hanya berinvestasi saja,
setelah pulang ke Indonesia mereka mendapatkan pembinaan bagaimana mengelola
keuangan dan berbisnis. “ melalui wadah bentukan BMT dan DSM bernama KAMI (
KeluargA Migran Indonesia). kami menjadi pusat informasi dan pembinaan bagi TKI
Hongkong yang telah kembali ke Indonesia untuk membuka bisnis,” ucapnya.
Dari program
ini, ada beberapa TKI yang sukses berwirausaha di rumahnya. Contohnya di Sragen
membuka usaha krispi jamur, di Madiun membuka toko baju sekaligus membuka
privat menjahit.
Harapan
Rambe kepada pemerintah harus bisa
membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Dan untuk para TKI harus bisa mengelola uangnya agar tidak terjebak dalam lingkaran
yang terus menerus menjadi TKI. “ jangan sampai puluhan tahun menjadi TKI,”
tegasnya. Ryan Febrianti
Ass. Perkenankan saya untuk memohon maaf sebesar - besarnya jika apa yang saya ceritakan nantinya akan membuat anda tersinggung, sebelumnya perkenalkan nama saya Herlina Parawati, saya berasal dari Deli Serdang, saya seorang istri dari ibu 4 orang anak. Awalnya kehidupan keluarga saya sangatlah bahagia. Walaupun penghasilan suami saya hanya mampu mencukupi kebutuhan sehari - hari keluarga kami, saya sangatlah bersyukur dan tak lama kemudian alhamdulillah suami saya diberikan kenaikan jabatan oleh atasannya, kehidupan kami mulai menanjak naik dan kami berpikir untuk membuka usaha. Singkat cerita sekali lagi saya sangat bersyukur sebab usaha ayam bakar yang kami buat sangat laris sehingga mendatangkan keuntungan besar bagi kami sekeluarga. Untuk memperbesar usaha kami, saya dan suami akhirnya memberanikan diri untuk meminjam uang di bank,setelah itu saya mendirikan cabang warung ayam bakar saya di berbagai daerah di Indonesia. Dengan jumlah karyawan kurang lebih 150 orang. Semula perkembangan usaha kami cukup baik, namun setelah setahun kemudian usaha kami mulai meredup dan cabang cabang warung ayam bakar kami mulai tutup satu per satu. Akhirnya usaha kami bangkrut dan menyisakan utang bank yang sangat besar bagi kami sekeluarga. Habis Jatuh Tertimpa Tangga pula suami saya dipecat dan dipenjarakan akibat dituduh menggelapkan uang perusahaan. Akhirnya semua hutang bank dan biaya hidup saya tanggung sendiri membesarkan empat orang anak tanpa suami saya merupakan cobaan yang sangat berat bagi kehidupan saya. saya stres dan hampir memutuskan kejalan yag salah dengan mengakhiri hidup saya sendiri, dalam keterpurukan hidup saya, secara tidak sengaja saya membuka salah satu blog kesaksian dan membaca kolom komentar seseorang yg punya nasib yang sama dengan saya. Dalam komentarnya dia mengarahkan saya untuk menghubungi seorang guru yakni Kyai H. Achmad Mubarak yang membantunya keluar dari masalahnya. Saya mencoba menghubungi pak kyai dan alhamdulillah beliau bersedia membantu saya. Masyaallah berkat bantuan beliau akhirnya semua utang saya lunas dan saya mampu mendirikan usaha kembali , walhasil sekarang saya sudah memiliki aset dimana mana dan memiliki perusahaan yang mengeskpor hasil laut keluar negeri, Semua ini terjadi berkat Allah SWT lewat uluran tangan pak Kyai H. Achmad Mubarak yang begitu tulus dan baik dalam mengarahkan saya keluar dari masalah utang saya. Sebagai wujud Ungkapan rasa syukur dan terima kasih saya, saya akan memberikan nomor beliau kepada anda yang membaca cerita saya ini, jika saudara saudari memiliki masalah seperti saya silahkan hubungi beliau di nomor 0821 2545 0758. Semoga bermanfaat dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin yaa rabbal alamin. Allahu Akbar.
BalasHapus